Cari Blog Ini

Selasa, 22 Juni 2010

Keputusan Strategik


BAB I
PENDAHULUAN

            Keputusan strategik merupakan salah satu tanggung jawab utama pucuk pimpinan organisasi. Organisasi memerlukan wahana untuk merealisasikan misi dan visinya, dan wahana itu adalah disain organiasi. Kekeliruan di dalam mendisain organisasi akan membawa organisasi ke tempat lain selain tujuan yang telah ditetapkan dan disepakati. Textbook strategic management mengajarkan bahwa disain organisasi seharusnya mendukung usaha organisasi merealisasikan cita-cita yang telah dituangkan dalam misi dan visi yang selanjutnya dirinci dalam rencana strategik (Strategic Plan), rencana taktis (Tactical Plan) dan rencana operasional (Operational Plan). Secara berurutan, semakin ke arah rencana operasional, rencana yang dibuat semakin rinci hingga penentuan apa yang seharusnya dikerjakan oleh seorang individu di dalam organisasi.
            Proses ini merupakan pekerjaan besar yang tidak mungkin akan selesaidikerjakan dalam semalam. Oleh karena itu, pucuk pimpinan organisasi tidak jarang mengundang keterlibatan para direktur atau kepala departemen dalam proses penyusunannya. Keterlibatan ini semakin menjadi mendesak ketika suatu organisasi beroperasi di dalam sebuah lingkungan yang sangat dinamis. Para direktur ini pada umumnya menguasai bidangnya masing-masing sehingga mereka dapat memberikan masukan yang sangat berharga di dalam proses penyusunan rencana strategik organisasi
            Hal ini sejalan dengan pemahaman kita bahwa semakin tinggi posisi seseorang dalam hirarki organisasi maka semakin luaslah cakupan bidang yang harus dihadapi. Mustahil apa bila seorang pucuk pimpinan organisasi memahami secara rinci situasi riil dan kegiatan di tingkat operasional. Robbins dalam bukunya secara eksplisit mengkaitkan tanggung jawab itu dengan ketrampilan yang dibutuhkan untuk menjalankannya seperti tampak dalam diagram berikut.
            Di dalam proses mendisain organisasi keterlibatan para direktur itupun diperlukan, paling tidak untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan teknis operasi yang saat ini berfungsi di dalam organisasi. Sebagai misal direktur departemen sumber daya manusia. Dia akan lebih memahami situasi ketenagakerjaan terkait dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh seluruh karyawan dibandingkan pucuk pimpinan itu sendiri. Pemahaman ini nantinya berguna di dalam menentukan rentang kendali (span of control) di dalam proses penyusunan disain organisasi
            Keberhasilan perubahan yang direncanakan ditentukan oleh komiten dari semua tingkatan kepemimpinan yang datang dari lubuk hati mereka sendiri bukan sesuatu yang dipaksakan.Dengan komitmen diharapkan dapat mengikat dalam sikap dan perilaku atas keputusan-keputusan strategik yang telah ditetapkan untuk dilaksanakan pada tingkat resiko yang paling minimum untuk dihadapi oleh stakeholders.
            Jadi kepemimpinan yang peka atas resiko yang dihadapi dimasa depan karena adanya gelombang perubahan dengan tingkat ketidakpastiannya yang besar, menuntut kepemimpinan memiliki seperangkat pengetahuan sebagai komitmen dirinya untuk menghadapi semua persoalan yang ditimbulkan oleh perubahan itu. Perubahan pula yang memberikan daya dorong kepada dirinya untuk merubah dalam proses berpikir dari reaktif menjadi proaktif atau dari vertical menjadi lateral atau divergen menjadi konvergen. Namun demikian proses berpikir itu tetap diperlukan dan saling memiliki keterkaitan, sehingga proses belajarnya menuntut perhatian bagi yang ingin berubah. Dengan memiliki kemampuan proses berpikir itu, kepemimpinan dituntut untuk memanfaatkan energinya dalam menggali gelombang ketidakpastian menjadi yang pasti, sehingga mampu mengungkapkan penyerdahaan terhadap seluruh situasi yang dihadapi secara fokus atas masalah kedalam masalah strtegis, pokok dan tambahan.
            Akhirnya proses berpikir itu akan berakhir untuk mencari pemecahannya dengan menempatkan kepekaan atas kepentingan stakeholder sebagai pemegang resiko kunci yang harus mendapatkan perhatian dalam analisa strategis. Pelanggan, karyawan, pemasok dan pemilik modal, mereka adalah yang pertama mendapatkan informasi awal atas keinginan untuk melakukan perubahan artinya harus ada kejelasan mengapa kita harus melakukannya dan bagaimana kemampuan kita untuk melaksanakkannya, siapa yang harus melakukannya, kapan harus harus dilakukannya. Itulah komitmen yang harus ditanamkan bagi kepemimpinan yang ingin sukses dalam perubahan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN  KEPUTUSAN STRATEGI 
            Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan - kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya.Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan.
            Keputusan strategik merupakan salah satu tanggung jawab utama pucuk pimpinan organisasi. Organisasi memerlukan wahana untuk merealisasikan misi dan visinya, dan wahana itu adalah disain organiasi. Kekeliruan di dalam mendisain organisasi akan membawa organisasi ke tempat lain selain tujuan yang telah ditetapkan dan disepakati. Textbook strategic management mengajarkan bahwa disain organisasi seharusnya mendukung usaha organisasi merealisasikan cita-cita yang telah dituangkan dalam misi dan visi yang selanjutnya dirinci dalam rencana strategik (Strategic Plan), rencana taktis (Tactical Plan) dan rencana operasional (Operational Plan). Secara berurutan, semakin ke arah rencana operasional, rencana yang dibuat semakin rinci hingga penentuan apa yang seharusnya dikerjakan oleh seorang individu di dalam organisasi.
            Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional atau irrasional dan dapat berdasarkan asumsi kuat atau asumsi lemah.Keputusan-keputusan strategik akan diambil oleh pimpinan puncak berdasarkan suatu analisa strategis yang bertolak dari kesadaran, kecerdasan dan akal untuk mengubah keadaan sesuai dengan perubahan faktor eksternal dan internal.
            Untuk menggerakkan perubahan itu, maka kepemimpinan harus memiliki keterampilan yang berkaitan dengan hal-hal mengintreprestasikan hasil analisa SWOT  kedalam tingkat-tingkat interpensi dalam melaksanakan arah perubahan dimasa depan yang meliputi 1) arah yang mempengaruhi organisasi dan sistem secara menyeluruh seperti pengembangan visi dan misi, tujuan, sasaran dan strategi ; 2) yang mempengaruhi SBU (strategik bisnis unit) seperti pembentukan bisnis unit, reposisi binis unit; 3) yang mempengaruhi peringkat unit fungsional.

B.     TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.      Tahap Masukan
            Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti analisis pasar,analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis pemasok, analisis pemerintah,analisis kelompok kepentingan tertentu. Sedangkan data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti laporan keuangan (neraca, Laba-rugi, cash-flow, struktur pendanaan), laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-over), laporan kegiatan operasional, laporan kegiatan pemasaran.Dalam evaluasi faktor strategis yang digunakan pada tahap ini adalah model Matrik Faktor strategisEksternal dan Matrik Faktor Strategi Internal
2.      Tahap Analisis
        Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap             kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Dalam hal ini digunakan     model matrik TOWS atau matrik SWOT dan matrik internal-eksternal.
·         Matrik TOWS atau SWOT
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi,dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategi (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisa SWOT.Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
·         Matrik Internal-Eksternal (IE)
Parameter yang digunakan dalam matrik internal-eksternal ini meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.
  1. Tahap Pengambilan Keputusan
                  Setelah tahapan-tahapan terdahulu dibuat dan dianalisa, maka tahap selanjutnya       disusunlah daftar prioritas yang harus di-implementasikan. Quantitative Strategic    Planning Matrix (QSPM ) merupakan teknik yang secara obyektif dapat menetapkan             strategi alternatif yang diprioritaskan. Sebagai suatu teknik, QSPM memerlukan good intuitive judgement.

B. MEMBANGUN MODEL STRATEGI DALAM PERSFEKTIF MANAJEMEN

1.      Strategi Pemberdayaan Diri.
               Strategi pemberdayaan diri didekati dengan sistem sebagai seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, sehingga didalamnya terdapat sub-sub sistem strategi berpikir, belajar, bekerja dalam mewujudkan keputusan strategik.Dalam sub-sistem strategi pemberdayaan berpikir mencari jalan keluar agar setiap individu memerlukan peningkatan kemampuan berpikir metodis dan non metodis dengan melibatkan semua pihak agar mereka memiliki keinginan menjangkau dalam berpikir intuitif yang mengarah kepada persfektif, berpikir rencana jangka panjang yang mengarah pemahaman posisi dan berpikir rencana jangka pendek yang mengarah kepada performansi.Dalam sub-sistem strategi pemberdayaan belajar mencari jalan keluar keluar agar setiap individu mendapatkan daya dorong belajar kemauan sendiri, kemauan organisasi dan masyarakat.    
2.      Strategi Membangun Komitmen
               Strategi membangun komitmen didekati dengan sistem sebagai seperangkat     unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas,         sehingga didalamnya terdapat sub-sub sistem strategi bawahan, pemimpin dan      organisasi dalam mewujudkan keputusan strategik
               Dalam sub-sistem strategi             membangun komitmen bawahan mencari                   jalan keluar bagaimana dapat memberikan          motivasi kepada setiap individu         dalam mengkomunikasikan apa arti keberadaannya         dalam organisasi dan apa        yang dapat dibe-rikannya dalam berkarya sehingga timbul       komitmen dari lubuk      hatinya sendiri, bukan timbul yang dipaksakan.Dalam sub-   sistem strategi       membangun komitmen pimpinan mencari jalan keluar dalam bentuk   keteladanannya dalam komitmen, sehingga dengan kemampuan ia dapat        menunjukkan komitmen dalam mencari kesempatan kedalam tantangan proses,    mengerakkan kreativitas individu dan kelompok menjadi inovasi organisasi,     mendorong bawahan bertindak, menjadi penunjuk jalan dan memberikan motivasi         sebagai daya dorong bagi bawahannya

3.      Strategi Membangun Kolaborasi
               Strategi membangun kolaborasi didekati dengan sistem sebagai seperangkat     unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas,         sehingga didalamnya terdapat sub-sub sistem strategi budaya, proses dan struktur             dalam mewujudkan keputusan strategik Dalam sub-sistem strategi membangun       budaya mencari jalan keluar dalam membentuk kesamaan berpikir kedalam norma,    nilai, wewenang dan ganjar yang dijadikan landasan bersikap dan berperilaku    sebagai budaya kolaboratif
               Dalam sub-sistem strategi membangun proses mencari jalan keluar kedalam            proses kerja tim sebagai jenis khas kelompok kerja dimana tim harus diorgani-sasikan dan dikelola secara berbeda dengan jenis kelompok kerja lainnya oleh tim profesional sebagai tim kerja koloboratif Dalam sub-sistem strategi membangun struktur mencari jalan keluar kedalam struktur yang fleksibel dan mudah dikontrol dalam mengelola sumber-daya yang tersedia sebagai struktur kolaboratif. Wujud membangun kolaborasi mengkomunikasikan langkah-langkah untuk memberikan segala sesuatu yang dapat memahami sebagai daya dorong dalam membuka diri.

C.    TUJUAN, EFEKTIFITAS, DAN EFISIENSI STRATEGI
  1. Tujuan Dan Strategi
               Tujuan pada umumnya didefinisikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai dalam jangka panjang; seperti bertahan hidup, keamanan dan memaksimalkan profit.Sasaran lebih nyata yaitu pencapaian hal-hal yang penting untuk mencapai tujuan. Mencapai sasaran akan lebih mendekatkan pada tujuan. Sasaran pada umumnya lebih spesifik dan harus dapat diukur dan biasanya mencakup kerangka target dan waktu. Hubungan antara tingkat akhir (tujuan & sasaran) dengan alat pencapaiannya (strategi dan taktik) tidaklah mudah. Keberadaan strategi tidak untuk mendikte tujuan, sebaliknya tujuan dan sasaran harus dipengaruhi oleh peluang yang tersedia.
  1. Efektifitas, Efisiensi, Dan Strategi
            Strategi memperhatikan hubungan antara pelaku (orang yang melakukan tindakan) dengan dunia luar. Strategi menyebutkan satu persatu hubungan penyebab dan hasil antara apa yang dilakukan pelaku dan bagaimana dunia luar menanggapinya. Strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang diinginkan. Karena kebanyakan situasi yang memerlukan analisa stratejik tidak statis melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan antara penyebab dan hasilnya tidak tetap atau pasti. Sebaliknya taktik adalah tindakan nyata yang diambil oleh pelaku dan sepenuhnya berada di bawah pengawasan pelaku. Kebalikan dari stratejik, taktik adalah internal dan kriteria yang digunakan bukanlah keefektifan melainkan efisiensi.



BAB III

KESIMPULAN


          Keputusan strategik merupakan salah satu tanggung jawab utama pucuk pimpinan organisasi. Organisasi memerlukan wahana untuk merealisasikan misi dan visinya, dan wahana itu adalah disain organiasi. Kekeliruan di dalam mendisain organisasi akan membawa organisasi ke tempat lain selain tujuan yang telah ditetapkan dan disepakati. Textbook strategic management mengajarkan bahwa disain organisasi seharusnya mendukung usaha organisasi merealisasikan cita-cita yang telah dituangkan dalam misi dan visi yang selanjutnya dirinci dalam rencana strategik (Strategic Plan), rencana taktis (Tactical Plan) dan rencana operasional (Operational Plan). Secara berurutan, semakin ke arah rencana operasional, rencana yang dibuat semakin rinci hingga penentuan apa yang seharusnya dikerjakan oleh seorang individu di dalam organisasi.
            Proses penyusunan strategis dilakukan dengan melalui tiga tahap analisis,yaitu tahap masukan, tahap analisis, dan tahap keputusan Tahap akhir analisis kasus adalah memformulasikan keputusan yang akan diambil. Keputusannya didasarkan atas justifikasi yang dibuat secara kualitatif maupun kuantitatif, terstruktur maupun tidak terstruktur, sehingga dapat diambil keputusan yang signifikan dengan kondisi yang ada.. Untuk jelasnya, proses penyusunan perencanaan strategis dapat dilihat pada kerangka formulasi strategis
DAFTAR PUSTAKA

Djanahar, Irwan, 2001. Pengantar Kuliah Manajemen Strategi – Analisa dan Pemilihan Strategies. Magister Manajemen Program Pasca Sarjana USU, Medan 2001
Kuntoro, Mangkusubroto, Trisnadi, Listiarini, C. 1987. Analisa keputusan “Pendekatan Sistem dalam Manajemen Usaha dan Proyek”, ITB, Ganeca Exact  Bandung, Cetakan ke IV, Maret 1987
Rangkuty, Freddy. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Cetakan  Kedua, Penerbit PT. Gramedia Pustaka, Jakarta, 1997.


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar