Tujuh Penyakit Organisasi
1. I am my position (Kecendrungan melihat masalah dari sudut pandang posisi sendiri di dalam organaisasi).
Contoh : Dalam suatu perusahaan, seorang karyawan absen selama 2 hari tanpa
keterangan, manajer perusahaan langsung memecat karyawan tersebut kerana dianggap tidak bertanggung jawab. Manajer tidak memperdulikan alasan si karyawan. Padahal karyawan tersebut mengalami kecelakaan sehingga tidak dapat hadir.
2. The enemy is out there (kecendrungan melihat sebab masalah di luar diri dan posisi sendiri, gampang menemukan kambing hitam).
Contoh : Pada suatu sekolah negeri, banyak siswa kelas 3 yang tidak lulus UAN, guru
menyalahkan sisiwa yang kurang belajar, padahal bisa saja kerana kesalahan dalam metode pembelajaran di sekolah tersebut yang tidak baik.
3. The illusion of taking charge (kecendrungan membuat keputusan pemecahan masalah
yang tampak pro-aktif tetapi sebenarnaya re-aktif).
Contoh : Untuk menyelesaikan masalah gizi buruk di Selayar, pemerintah menyalurkan
bahan tambahan makanan ke daerah tersebut. Namun hal ini menyebabkan ketergantungan dari masyarakat dan sulitnya pendistribusiannya.
4. The fixation on events (kecendrungan menangani masalah masalah yang tampak pada kejadian yang dialami, bukan pada sebab yang mungkin tersembunyi dan tidak segera tampak melalui usaha sendiri).
Contoh : Untuk menganani masalah DBD di Makassar, petugas melakukan fogging.
Namun kasus DBD tetap bertambah karena tidak dilakukan pembersihan sampah-sampah di sekitar pemukiman yang menjadi tempat perkembangbiakan vektor.
5. The parable of boiled frog (kecendrungan tidak menanggapi perubahan lingkungan pada akar penyebabnya , yang menghasilkan kelumpuhan organisasi pada saat sebab masalah tersebut yelah terakumulasi dan mengancam eksistensi organiasasi).
Contoh : Seorang penderita diabetes terus-menerus mengkonsumsi gula dan jarang
berolahraga menyebabkan penyakitnya bertambah parah karena kurangnya pengetahuan.
6. The delusion of learning from experience (kecendrungan belajar dari pengalaman menangani gejala yang dihadapi, bukan penanganan akar penyebabnya).
Contoh : Seoarang yang menderita sakit kepala ditangani sendiri hanya dengan
mengkonsumsi obat pereda sakit kepala. Tetapi tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter penyebab sebenarnya sakit kepala yang dialami.
7. The myth of the management team (kecendrunagan pemecahan masalah melalui tim manajemen yang dibentuk, yang menghindari identifikasi dan pemecahan akar masalah yang tidak menyenangkan pihak-pihak yang terlibat dalam tim tersebut).
Contoh : Masalah gizi buruk di Indonesia seperti fenomena Iceberg, dimana yang
diketahui dan ditangani hanyalah sebagian kecil, hal ini terkait dengan nama dan citra Negara Indonesia di mata dunia, sehingga tidak terlalu mendapat perhatian dari pemerintah
Lima Disiplin LO
1. Persoanal Mastery (organisasi adalah wadah orang yang masing-masing mempunyai kemahiran tertentu, yang disumbangkan untuk pencapaian tujuan tertentu organisasi).
Contoh : Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan yang dapat dipercaya sejak 1979
yang di wilayah kerjanya terdiri dari puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan bidan desa.
2. Mental Models (setiap anggota di dalam organisasi mempunyai pengalaman tertentu yang membentuk mental modelnya, yaitu cara ia memandang diri dan lingkungannya, yang mempengaruhi diri dan tindakannya).
Contoh : Pada Puskesmas, Puskesmas Pembantu menunjang kegiatan Puskesmas dalam
ruang lingkup wilayah kecil, Puskesmas Keliling menunjang kegiatan yang belum dijangkau pelayanan kesehatan, dan bidan desa membina peran serta masyarakat dan pemberian pelayanan di posyandu dan rumah-rumah.
3. Shared Vision (berbagai personal mastery dan mental model yang ada pelu disatukan ke dalam shared vision, yaitu posisi organisasi di masa depan yang jauh yang hendak dicapai bersama, yang memberikan makna kepada tindakan hari ini).
Contoh : Semua elemen Puskesmas berperan aktif dalam memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh di wilayah kerjanya untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat melalui 20 kegiatan pokok kesehatan Puskesmas.
4. Team Learning (ketiga disiplin pertama meningkatkan efektivitas belajar di dalam kelompok).
Contoh : Semua elemen Puskesmas dalam melakukan kegiatannay selalu menjunjung
tinggi tugas utama dari Puskesmas yaitu pemberian pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
5. System Thinking (memadukan empat disiplin pertama yang menghasilkan efektifitas belajar organisasi).
Contoh : Terbentuklah suatu kesadaran kolektif dari semua elemen Puskesmas dalam
melaksanakan kegiatan pokok Puskesmas secara terpadu, menyeluruh dan berkelanjutan sebagai upaya peningkatan status kesehatan masyarakat.
Sebelas Hukum Systems Thinking
1. Today’s problems come from yesterday’s solutions.
Contoh : Kebijakan pemerintah tentang program penanggulangan DBD dengan
melakukan fogging hanya jika ditemukan kasus DBD di daerah tersebut.
2. The harder you push, the harder the system pushes back
Contoh : Semakin banyak pihak yang berpartisipasi dalam menangani masalah DBD ini,
pemerintah akan lebih fokus merealisasikan program ini.
3. Behaviour grows better before it grows worse
Contoh : Fogging yang dilakukan hanya bersifat mengurangi vektor, tetapi tidak
menyelesaikan masalah karena jumlah penderita semakin bertambah.
4. The easy way out usually leads back in
Contoh : Pemberantasan DBD dengan fogging hanya bersifat sementara, setelah selesai
vektor tetap ada bahkan mengalami mutasi dan mengalami kekebalan.
5. The cure can be worse than the disease.
Contoh : Fogging bukan merupakan solusi utama dalam pemberantasan vektor DBD,
jumlah penderita cenderung bertambah dari tahun ke tahun meski telah dilakukan fogging
6. Faster is slower
Contoh : Program pemberantasan ini sifatnya cepat tapi sebenarnya memperlambat
proses dan tidak menyelesaikan masalah secara tuntas.
7. Cause and effect are not closely related in time and space.
Contoh : Keberhasilan program pemberantasan DBD hari ini dapat mempengaruhi
penyebaran kasus DBD pada saat ini dan masa akan datang.
8. Small chages can produce big results but the areas of highest leverage are often the least obvious.
Contoh : Dengan keberhasilan program pemberantasan DBD, maka akan menekan
jumlah kasus DBD.
9. You can have cake and eat it too-but not at once.
Contoh : Fogging dilakukan hanya jika telah ditemukan penderita di daerah tersebut.
10. Dividing an elephant in half does not produce two small elephants.
Contoh : Pemberantasan DBD tidak cukup hanya dengan melakukan fogging saja,
diperlukan pengawasan dan peran serta masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan.
11. There is no blame.
Contoh : Dalam program penangulangan ini tidak ada yang dapat disalahkan karena
Merupakan masalah nasional yang terkait oleh banyak hal dan pihak tetapi mencari solusi yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar